Dr. Oeripan Notohamidjojo adalah pendiri dan rektor pertama Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Notohamidjojo mengawali pendidikan di Hollandsch Zendingschool/Sekolah Dasar Tujuh Tahun (1922-1929), lalu melanjutkan ke Christelijke Hollands Inlandse Kweekschool/Chr. HIK Solo (sekolah pendidikan guru 1929-1935), Hoofdactecursus Bandung (1935-1938, mendapatkan akta kepala sekolah dasar). Pada 1949-1956 dia kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, lalu 1949-1956 di Fakultas Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia.
Pada 1938 dia mengawali karier pengabdian sebagai guru sekolah dasar Prins Bernhard School Solo. Pada masa penjajahan Jepang, dia jadi Kepala Sekolah Kristen Banjarsari, Solo (bekas Koningin Emma School), juga guru sejarah Shihang Gakko Solo (sekolah pendidikan guru Jepang). Pada 1945 dia Ketua Bidang Politik PGRI dan masuk menjadi anggota Parkindo. Pada 1956 dia menjadi Rektor PTPG Kristen Indonesia di Salatiga dan 1959 Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (perubahan nama dari PTPG Kristen Indonesia).
Pada usia 21 tahun, Notohamidjojo menjadi penulis di Surat Kabar De Locomotief dan Soerabajaasch Handelsbald tentang masalah-masalah kemasyarakatan. Tahun 1951, dia menulis buku Iman Kristen dan Politik, yang diterbitkan Penerbit BPK. Juga jadi anggota staf redaksi De Zaaier, serta menulis berbagai artikel sekitar kejawen dan kekristenan dan pertaliannya dengan praktik penginjilan di Jawa.
Dia menyistematikakan filsafat hukum menjadi asal, hakikat, tujuan hukum manusia dalam hukum, dan norma-norma etis-religius antara lain kebenaran dan keadilan dalam mempraktikkan hukum dan menjadi dosen di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Tahun 1967, dia menerbitkan buku Tanggung Jawab Gereja dan Orang Kristen di Bidang Politik dan 1970 Mengindoktrinasikan Demokrasi Pancasila kepada masyarakat Kristen, serta Masalah Keadilan yang berisi pernyataan keprihatinan karena Pancasila dan keadilan sosial mulai hilang dan diremehkan.
Notohamidjojo juga jadi dosen di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan 1964-1970 mengikuti berbagai seminar akademis antarperguruan tinggi Kristen di Hong Kong, Tokyo, Manila, New York, Belanda, dan Wina. Pada 4 September 1972, dia menerima gelar doktor honoris causa ilmu hukum dari Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda, yang disampaikan Rektor Prof. W.F. De Gaay Fortman.
Notohamidjojo dilahirkan di Blora tahun 1915 dari keluarga Abdullahfatah, tokoh hukum agama dan pergerakan Islam. Jika menelusuri garis keturunan ke atas dapat ditemukan tokoh-tokoh yang menjabat di pemerintahan dan keagamaan. Agaknya dalam diri Notohamidjojo bersatu dua cabang keahlian itu secara serasi. Dia rektor berkeahlian ilmu hukum, manajer-administrator berpola kepemimpinan bapak, serta orang awam peminat teologia dan penggumul filsafat aliran Dooyeweerd.
Tahun 1945 mulai ada kebebasan bergerak dalam organisasi, Dr. Notohamidjojo aktif sebagai anggota pengurus besar PGRI sebagai ketua bidang politik. Dia juga masuk Parkindo berdasar keyakinan: perlu ada partai Kristen. Namun dia bersikpa terbuka atas pandangan orang Kristen yang menggabungkan diri dengan partai non-Kristen, asal partai itu mengakui Pancasila sebagai filsafat negara dan memperjuangkan demokrasi dan keadilan sosial, khususnya PNI dan PSI aliran Sjahrir.
Notohamidjojo peka sekali terhadap gelagat dan kemungkinan bentrokan antargolongan Islam dan komunis, yang pasti memerlukan sikap tegas dari masyarakat Kristen. Bagi dia, butuh kebijaksanaan tahun 1964-1965 ketika kekuatan komunis merembes masuk ke UKSW. Ancaman komunis dia lihat sebagai bahaya yang merongrong Pancasila.
Ketika gereja pun mulai keresapan “roh zaman”, misalnya usul supaya menasakomkan majelis di suatu jemaat besar suatu kota, peringatan dia lontarkan melalui pidato, khotbah, dan tulisan untuk membangkitkan kewaspadaan gereja dalam mengikuti gerak kemasyarakatan. Dia menganjurkan tiga sikap: jujur seperti burung merpati, berani seperti sahid, dan cerdik seperti ular.
Tahun 1951 dia menulis buku Iman Kristen dan Politik untuk menjelaskan pada orang Kristen akan tugas mereka membangun negara merdeka yang masih muda. Tahun-tahun berikutnya kesempatan menulis dengan bebas sangat terbatas karena situasi politik. Baru 1967 muncul buku dia Tanggung Jawab Gereja dan Orang Kristen di Bidang Politik. Dia mendorong orang Kristen berpartisipasi dengan tanggung jawab mengembangkan negara.
Wah, UKSW
BalasHapusdimana bisa temukan buku iman kristen dan politik
BalasHapusdimana bisa temukan buku iman kristen dan politik
BalasHapus